JURNAL "OPEN SOURCE UNTUK INDUSTRI INDONESIA"


OPEN SOURCE UNTUK INDUSTRI INDONESIA

Fajrie Dwi Cahya

Teknik Informatika, Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Kalimalang, Bekasi, 17116, Indonesia

E-Mail : fajriedwicahya@gmail.com

Abstrak

Perlahan tapi pasti, dampak krisis global di Indonesia sedikit demi sedikit mulai terasa, khususnya untuk perusahaan yang bergerak di bidang IT yaitu seperti telkom,indosat dll. Penurunan daya beli masyarakat terhadap produk-produk IT dan naiknya biaya operasional, merupakan 2 hal yang cukup banyak dikeluhkan ketika badai krisis menerpa Indonesia. Hal ini salah satunya disebabkan lantaran tingginya ketergantungan industri IT nasional dengan pasar IT luar negeri. Guna menyiasati dampak krisis perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang IT mulai menggunakan applikasi yang berbasis “Open Source”. Dalam hal ini, “Open Source” tidak selalu sistem operasi Linux, tetapi juga mencakup aplikasi berbasis Desktop dan Web yang menyediakan akses terhadap kode sumber (source code).

Kata Kunci : open source, teknologi informasi, industri


Abstract

Slowly but surely, the impact of global crisis in Indonesia are slowly beginning to be felt, especially for companies working in the field of IT is like Telkom, Indosat, etc. Decline in purchasing power for IT products and higher operating expenses, are two things that enough much complained when the crisis hit Indonesia . This is one of them caused due to the high dependence of the national IT industry with foreign IT market. In order to deal with the crisis in Indonesia firms engaged in IT-based applications started using "Open Source". In this case, "Open Source" is not only Linux operating system, but also includes Desktop and Web-based application that provides access to source code (source code).

Keywords : open source, information technology, industry



1.      Pendahuluan

Penerapan Open Source sebagai basis dari bisnis industri IT nasional, merujuk pada 3 pertimbangan. Pertimbangan pertama, Open Source mampu mengefektifkan biaya (cost effective) yang dialokasikan untuk kebutuhan teknologi informasi. Karena kebanyakan aplikasi Open Source tersedia dengan tanpa biaya alias gratis, kondisi ini mampu mereduksi biaya lisensi yang dapat mencapai 5 juta Rupiah per satu unit komputernya apabila menggunakan perangkat lunak proprietary. Belum lagi ditambah dengan perangkat lunak yang memiliki model biaya berbeda. Contohnya seperti Mail Server yang pada perangkat lunak proprietary biayanya dibebankan pada banyaknya akun (account) email yang dibuat.

2.      Mempertimbangkan Penggunaan Open Source

Guna menyiasati dampak krisis yang nampaknya belum mau usai, industri IT nasional seharusnya berbenah dan mulai berpikir untuk mengadopsi Open Source sebagai basis dari bisnisnya. Dalam hal ini, Open Source tidak selalu sistem operasi Linux, tetapi juga mencakup aplikasi berbasis Desktop dan Web yang menyediakan akses terhadap kode sumber (source code). Tentu saja pengefektifan biaya ini berdampak pada ongkos produksi yang bisa ditekan seminim mungkin sehingga berimplikasi pada lebih murahnya produk yang dijual ke masyarakat. Dalam jangka panjang, hal ini mampu memperbaiki daya beli masyarakat dan mengurangi angka pembajakan perangkat lunak. Pertimbangan kedua yang membuat industri IT nasional perlu menggunakan Open Source adalah perangkat lunak ini mampu meningkatkan kemampuan lokal dan kompetisi SDM secara global. Dengan kode sumber (source code) yang dapat diakses dan dipelajari, memungkinkan industri IT nasional membangun kebutuhan akan perangkat teknologi informasinya secara mandiri. Belum lagi dengan kualitas produk Open Source yang terkenal akan kualitasnya, bukan tidak mungkin industri IT Indonesia mampu merambah pasar IT global yang kini cenderung didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar asal Amerika dan Eropa. Pertimbangan yang terakhir, Open Source mampu mengurangi ketergantungan terhadap vendor dan negara asing dalam bidang IT. Hal ini berkaitan erat dengan Open Source yang berpotensi sangat besar memajukan industri IT nasional, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, penggunaan aplikasi Open Source memungkinkan bangsa ini tak harus kebingungan lantaran biaya untuk menggunakan aplikasi proprietary yang semakin tinggi. Secara tidak langsung, proses tumbuhnya industri IT nasional dengan Open Source, membuat bangsa kita akhirnya mampu menyediakan kebutuhan perangkat teknologi informasinya sendiri.

3.      Open Source dan Industri IT Lokal

Saat ini, kualitas industri IT lokal Indonesia masih jauh tertinggal di bawah India dan China. Sejak beberapa tahun yang lalu, industri IT kedua negara tersebut sudah mulai diakui dunia. Salah satu kunci keberhasilan India dan China, mereka mampu mengembangkan kebutuhan IT dalam negeri dan mengurangi ketergantungannya terhadap negara asing. Linux dan perangkat lunak Open Source lainnya, dipercaya menjadi kekuatan utama mereka dalam mengembangkan industri IT lokalnya. Potensi Indonesia untuk berkembang seperti India dan China sebenarnya sangat besar. Yang menjadi permasalahan, masih banyak orang beranggapan bahwa semakin nol nilai sebuah barang, semakin kecil manfaatnya. Anggapan ini nampaknya berlaku juga untuk Open Source di Indonesia. Sehingga tidak heran apabila Open Source masih dipandang sebelah mata dan hanya dijadikan komoditas percobaan mahasiswa semata. Belum dipahaminya model bisnis Open Source adalah salah satu sebab lainnya yang membuat banyak pelaku industri IT di Indonesia masih enggan mengembangkan Open Source untuk tujuan bisnis yang lebih serius karena dirasa tidak menguntungkan. Permasalahan lainnya, permintaan dari masyarakat yang masih syarat akan perangkat lunak proprietary nampaknya masih menjadi salah satu faktor utama mengapa industri IT lokal enggan menggunakan dan mengembangkan Open Source. Seharusnya industri IT lokal mampu memberi pemahaman yang holistik kepada masyarakat mengenai apa itu Open Source dan keuntungan yang bisa didapat apabila menggunakannya.

4.      Saatnya Industri IT Nasional Bangkit

Peluang untuk maju dan mulai merambah pasar IT dunia, salah satunya terjadi ketika krisis global menjambangi dunia seperti sekarang ini. Tak dapat dipungkiri lagi, peta industri IT dunia sedang berotasi dan memaksa industri IT besar untuk istirahat sejenak guna memberikan kesempatan bagi industri IT yang lebih kecil untuk maju dan berkembang. Kesempatan ini seharusnya jangan disia-siakan. Bagaimana pun juga, kesempatan tak pernah datang dua kali. Banyak bukti bahwa pemanfaatan potensi lokal secara optimal, mampu membawa sebuah bangsa menuju jaman keemasannya. Setelah China dan India memastikan jalannya ke ranah percaturan industri IT dunia dengan Open Source, industri IT Indonesia seharusnya juga mulai berbenah mengejar ketertinggalannya. Pertanyaannya bukanlah bisa atau tidak menggunakan Open Source. Melainkan, kapan kita mau melakukannya dan membuka diri untuk maju bersama Open Source.

Daftar Acuan

BISKOM Mitra Komunitas Tematika, www.biskom.web.id, 2009.
Utami, Emma. 2008.Open Source.Jogjakarta : AMIKOM 


=======================================================================
|| Maaf, Jurnal tidak dapat di post dalam 2 kolom karena template blog yang tidak mendukung ||
=======================================================================

Penulis : Fajrie Dwi Cahya ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel JURNAL "OPEN SOURCE UNTUK INDUSTRI INDONESIA" ini dipublish oleh Fajrie Dwi Cahya pada hari Jumat, 29 Juni 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan JURNAL "OPEN SOURCE UNTUK INDUSTRI INDONESIA"
 

0 komentar:

Posting Komentar